UI UX Designer
Lima tahun terakhir pekerjaan website menuntut lebih banyak
pekerjaan yang harus dilakukan diluar pekerjaan utamanya, seperti SEO, content,
social media. Beberapa tahun belakangan sering kita jumpai satu istilah yang
begitu santer berkaitan dengan web yaitu User Interface / User Experience
Designer yang populer disebut UI/UX Designer.
User Experience
Para expert berpendapat kehadiran UI/UX Designer ternyata
tidak bisa lagi diabaikan bila memang pengguna (user) menjadi perhatian kita,
bila pengguna (user) menjadi faktor penting dan utama untuk membangun
web/aplikasi yang konsumennya adalah pengguna. Dalam konteks web/aplikasi, user
experience intinya adalah pengalaman di sisi pengguna saat berinteraksi dengan
interface (antar muka). Apa yang dirasakan oleh pengguna saat interaksi
tersebut berlangsung, seperti perasaan senang, kemudahan yang dirasakan,
perasaan puas setelah berinteraksi, perasaan puas karena web/aplikasi memberi
solusi terhadap permasalahan yang dimiliki pengguna, dan perasaan positif
lainnya. Mungkin justru sebaliknya perasaan negatif yang didapat pengguna,
misalnya web/aplikasi justru membingungkan pengguna dalam pemanfaatannya,
web/aplikasi menyita waktu mereka saat mencari apa yang mereka butuhkan,
pengguna “tersesat” di dalam website tanpa diberikan petunjuk dimana mereka
berada.
Tahapan Pekerjaan
Tugas utama dari UX designer adalah memaksimalkan perasaan
positif pengguna saat berinteraksi dengan web/aplikasi tersebut, lantas seperti
apakah kongkritnya tugas dari UX designer? Berikut tahapan pekerjaan dari UX
designer secara umum :
Riset
Pada fase ini UX designer akan mengumpulkan data seputar
client yang berkaitan dengan budget dari client, bisnis yang dijalani, tujuan
client, user mereka, kompetitor mereka.
Analisis
Tujuan dari tahap analisis adalah mengambil wawasan dari data
yang terkumpul selama fase riset. Dari analisis ini akan diketahui profile
pengguna dari web/aplikasi yang akan dibuat, mengapa pengguna menggunakannya
dan bagaimana mereka memanfaatkannya. Selanjutnya dari tahap ini akan
diputuskan design seperti apa yang sesuai dengan pengguna.
Design
Bermodalkan hasil analisis data tentang pengguna UX designer
mulai memanfaatkan wireframe, prototype untuk membuat web/aplikasi tersebut.
Proses design akan mengalami beberapa pengulangan (iterasi), karena pada tahap
ini akan ada masukan pada design yang selanjutnya akan di implementasikan ke
dalam design dalam bentuk revisi.
Produksi
Pada tahap design web/aplikasi masih berbentuk wireframe
(kerangka design), belum ada warna, tipografi, image atau dinamakan low
fidelity . Pada tahap produksi inilah wireframe tersebut disempurnakan dengan
memberi warna, tipografi, image dan elemen design lainnya sehingga
didapatkanlah final design yang dinamakan high fidelity yang selanjutnya akan
dikembangkan menjadi web/aplikasi.
Riset
Sekilas dari 4 tahapan di atas tidak ada perbedaan dengan
tahap pengerjaan yang dilakukan web designer pada umumnya. Namun bila
diperhatikan secara seksama dalam tahapan tersebut ada tahap riset yang mana
tidak ada dalam tahap pengerjaan website secara umum. Riset, analisis dan
pengumpulan data ini berkaitan dengan pengguna. Artinya faktor pengguna (user)
menjadi bagian penting dan utama dalam proses design berkaitan dengan user
experience. Faktor pengguna inilah yang selama ini diabaikan dalam proses
design web/aplikasi. Melalui riset UX designer akan mendapatkan informasi
penting seputar pengguna dan menjadi modal pengambilan keputusan bagi UX
designer untuk design yang akan dikerjakan.
User Interface
Salah satu yang disentuh oleh UX designer adalah user
interface (UI).UI berkaitan erat dengan user experience karena pengguna
berinteraksi dengan UI dan mendapatkan pengalaman (experience) dari interaksi
tersebut. Sehingga seringkali user experienceprofessional menyematkan dirinya
sebagai UI/UX designer. Berkenaan dengan user experience seperti apa yang
diinginkan maka UX designer akan menentukan seperti apa user interfacenya.
Katakan client ingin membuat website yang menjual furnitur bergaya klasik maka
user interface akan disesuaikan dengan tema klasik tersebut dari aspek warna,
tipografi dan elemen design lainnya. Dengan demikian experience yang didapatkan
pengguna akan “nyambung”. Namun dalam hal ini UI hanya salah satu aspek dari UX
karena UX mencakup lebih dari sekedar UI.
Pengguna
User experience berkaitan dengan persepsi pengguna seperti
estetika, emosi dan variabel subyektif lainnya saat menggunakan web/aplikasi.
Disini UX designer memiliki peran untuk membuat pengguna terikat dengan
pengalaman yang didapatkan saat menggunakan web/aplikasi tersebut. Dalam
keputusan design UX designer tidak mengimplementasikan apa yang dia anggap
bagus atau apa yang disuka client, namun apa yang dibutuhkan oleh pengguna.
Untuk itu dalam proses pengerjaannya UX designer melibatkan calon pengguna untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan design yang telah dikerjakan. UX
designer menggunakan beberapa metode untuk mendapatkan wawasan dari calon
pengguna berkenaan dengan design yang telah mereka kerjakan seperti interview,
survey, user testing. Setelah mendapatkan wawasan dari pengguna maka UX
designer akan merevisi design yang ada, selanjutnya akan mengujinya kembali.
Proses ini akan terjadi secara berulang (iterasi) sampai tujuannya tercapai.
Data
UX designer dalam proses pengambilan keputusan design tidak
berdasarkankan asumsi dan penilaian subyektifnya namun berdasarkan user data.
Katakan dalam proses awal keputusan harus diambil berdasarkan asumsi atau
penilaian subyektif namun asumsi atau penilaian subyektif tersebut selanjutnya
akan diuji ke pengguna. Sehingga setiap keputusan adalah valid. UX designer
harus tahu siapa pengguna web/aplikasi tersebut, segmen umur, lokasi, bagaimana
mereka menggunakan web/aplikasi tersebut, mengapa mereka menggunakannya. Dengan
kata lain UX designer harus mengetahui perilaku (behaviour) dari pengguna
web/aplikasi tersebut. Data penting ini selanjutnya akan digunakan oleh UX
designer dalam pengambilan keputusan berkenaan dengan design secara luas mulai
dari warna, tipografi, style, layout, pengaturan content, proses check in/check
out (ecommerce), dan banyak lagi.
Prinsip User Interface
User Compatibility
Seorang perancang sistem harus benar-benar paham tentang
pengetahuan, cara berpikir dan cara menerima informasi dari user sehingga
sistem yang nantinya akan digunakan oleh user dapat membuat user lebih
produktif. Dan yang harus diperhatikan juga adalah bahwa perancang (designer)
atau developer tidak sama dengan user
Product Compatibility
Selalu memperhatikan dan mempertahankan kompatibilitas antar
produk, misalnya mampu mengorbankan User Interface yang memungkinkan sistem
lebih kompatibel.
Task Compatibility
Rancanglah interface sistem sesua dengan tugas dari user,
jangan samapi user kesulitan untuk menggunakannya, karena hal ini dapat
menyebabkan aplikasi yang kita buat tidak akan terpakai dan akhirnya tidak
dapat membantu pekerjaan / tugas user.
Work Flow Compatibility
Selalu mengorganisasikan setiap fungsinya sesuai dengan
kategori fungsinya sehingga dapat memfasilitasi sega perubahan tugas user.
Consistency
Prinsip ini sudah jelas, bahwa sistem harus konsisten terhadap fungsionalitas / kegunaan
dari sistem tersebut. Contoh sederhananya adalah ketika user menekan tombol
“save” maka proses yang terjadi adalah penyimpanan bukan hapus data.
Familiarity
Gunakanlah konsep, terminologi dan pengaturannya yang mudah
dipahami oleh user. Seperti ikon atau gambar “Recycle Bin” pada Sistem Operasi
Windows, ini membuktikan bahwa fokus user terhadap gambar tersebut adalah
file-file yang sudah dihapus sebelumnya.
Simplicity
Kompleksitas suatu aplikasi akan menimbulkan frustasi pada
user itu sendiri, maka dari itu gunakan system default pada aplikasi yang
dirancang. Maksudnya adalah sediakan dan utamakanlah fungsi – fungsi yang
benar-benar sesuai dengan tugas dari user. Usahakan agar tidak menampilkan
semua fungsionalitasnya.
Direct Manipulation
Maksud dari prinsip ini adalah user dapat langsung
menyaksikan aksi sistem pada suatu objek. Contoh sederhana, pada saat kita
menekan mengetikkan huruf “A” maka di layar akan langsung muncul huruf “A”.
Control
Sistem yang digunakan oleh user jangan sampai membuat user
merasa frustasi dan dikontrol oleh user. Seperti memberikan komentar pada saat
user melakukan kesalahan dengan bahasa yang tidak membuat user merasa dikontrol
oleh sistem tersebut.
WYSIWYG
WYSIWYG (What You See Is What You Get), artinya adanya
korespondensi satu ke satu antara informasi di layar dengan informasi di
printed-output atau file. Contoh, pada saat kita membuat laporan menggunakan
Microsoft Office lalu mencetaknya (print out) laporan tersebut, maka hasil
print out harus sama dengan yang ada pada lembar kerja Microsoft Office.
Flexibility
Prinsip ini merupakan prinsip yang sangat penting bagi user
dengan keterbatasan fisik. Ini berarti mengijinkan banyak kontrol dari user
yang mendukung untuk menggunakan aplikasi yang kita rancang dan mampu
mengakomodir kemampuan user yang lain. Seperti aplikasi yang dapat didukung
oleh perangkat lain (mouse, keyboard, joystick,trackball).
Responsiveness
Sistem harus selalu merespon dengan cepat apa yang di
inputkan oleh user. Seperti menampilkan Progress Bar.
Invisible Technology
Menyembunyikan detail teknis dari suatu sitem merupakan hal
yang sangat direkomendasikan dalam membuat User Interface. Sehingga user tidak
memiliki rasa khawatir dan ketakutan untuk menggunakan aplikasinya.
Robustness
Sistem harus mampu mentolerir kesalahan manusia baik
disengaja maupun tidak disengaja dan yang umunya tidak dapat dihindari.
Menyediakan Recovery System merupakan hal yang baik untuk mengimplementasikan
prinsip ini.
Protection
Prinsip ini berbeda dengan prinsip Robustness, karena pada
prinsip ini sistem seharusnya memproteksi kesalahan-kesalahan umum manusia.
Seperti pada saat kita menutup lembar kerja Microsoft Office yang belum kita
simpan sebelumnya, maka Office akan secara otomatis memberikan konfirmasi untuk
menyimpannya atau tidak.
Ease of Learning
Buatlah sistem yang mudah dipelajari bagi user novice
(awam). Hal ini akan memberikan motivasi kepada user tersebut untuk
menggunakannya.
Ease of Use
Buatlah sistem yang mudah digunakan untuk expert user.
Sehingga sistem yang kita bangun tidak hanya dipakai untuk novice user tetapi
bisa juga dipakai untuk user yang sudah ahli (berpengalaman).
Kesimpulan
UX designer adalah pekerjaan yang dalam prosesnya
pengambilan keputusan designnya berdasarkan atas data pengguna (user data)
bukan atas selera, asumsi, perkiraan subyektif pribadinya, karena tugas dari UX
designer adalah memaksimalkan pengalaman positif pengguna saat berinteraksi
dengan web/aplikasi yang mereka buat. Untuk itu UX designer tidak lepas dari
riset, survei, analisis, user testing dan berbagai metode pengumpulan data
lainnya dengan tujuan mendapatkan informasi seputar pengguna.
Source : http://www.intraktive.com/article/119-sekilas-ux-designer
https://diskusikuliah.wordpress.com/2010/11/25/17-prinsip-user-interface/
0 komentar:
Posting Komentar