Kebudayaan Betawi
Betawi?
pasti kalian sudah tidak asing lagi dengan kata Betawi, baik dari daerahnya,
keseniannya ataupun makanan khasnya. Seperti yang kalian ketahui bahwa suku
Betawi adalah penduduk Indonesia yang bertempat tinggal di Jakarta, tapi apakah
kalian tau bahwa suku Betawi mendapatkan banyak pengaruh dari suku lain baik
dari bahasa yang digunakan, pakaian adat dan lain lainnya? Yuk kita bahas
kebudayaan Betawi lebih dalam lagi.
Betawi
adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang didatangkan
oleh Belanda ke Batavia. Kelompok etnis ini
lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup
di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Bali, Bugis, Makassar dan Ambon,
serta suku-suku pendatang, seperti Arab, India, Tionghoa dan Eropa.
Jika
kalian mendengar kata Betawi pasti kalian teringat dengan ‘Ondel-Ondel’ yang
telah menjadi ikon kota Jakarta. Ondel-ondel adalah bentuk pertunjukan rakyat Betawi yang sering ditampilkan
dalam pesta-pesta rakyat. Ondel-ondel yang berupa boneka besar itu tingginya
sekitar 2,5 meter dengan diameter ± 80 cm, dibuat dari anyaman bambu yang disiapkan sedemikian
rupa sehingga mudah dipikul dari dalamnya. Bagian wajah berupa topeng atau kedok, dengan
rambut kepala dibuat dari ijuk.
Wajah ondel-ondel laki-laki
biasanya dicat dengan warna merah
dan menggunakan kostum berwarna gelap, sedangkan yang perempuan dicat dengan
warna putih dan menggunakan
kostum berwarna terang.
BAHASA
Bahasa
Betawi adalah anak dari bahasa melayu yang ditambah dengan
unsur-unsur bahasa
Sunda, Bali,
Cina Selatan (terutama bahasa Hokkian), Arab, serta bahasa dari
Eropa, terutama Belanda dan Portugis. Karena
berkembang secara alami, tidak ada struktur baku yang jelas dari bahasa ini
yang membedakannya dengan bahasa Melayu, meskipun ada beberapa unsur linguistik
penciri yang dapat dipakai, misalnya dari peluruhan awalan me-,
penggunaan akhiran –in (pengaruh bahasa Bali), serta peralihan
bunyi /a/ terbuka di akhir kata menjadi /e/ atau /ɛ/ pada beberapa dialek
lokal. Seperti contohnya: gimane (bagaimana), siape/sape (siapa), engkong
(kakek), Nyai (nenek), bupet (laci), ponten (nilai).
PAKAIAN ADAT
Dalam
adat Betawi dikenal beberapa jenis model pakaian adat yang banyak mendapatkan
pengaruh dari kebudayaan atau adat lainnya seperti budaya Arab, China dan
Melayu. Berbagai pengaruh tersebut dapat dijumpai pada pakaian pengantin dan
pakaian keseharian masyarakat Betawi.
1. Pakaian Keseharian
Pakaian
adat yang digunakan oleh pria Betawi dalam kegiatan sehari-hari yaitu berupa
baju koko berwarna polos atau disebut juga sadariah yang dipadukan dengan
celana kolor panjang bermotif batik dan sebagai pelengkap ditambahkan pula
penggunaan kain pelekat berupa sarung atau selendang yang diselempangkan di
pundak, serta peci warna hitam dari bahan beludru.
Sedangkan
wanita Betawi menggunakan baju kurung dengan warna mencolok yang dipadukan kain
sarung batik bercorak geometri dengan warna-warna yang cerah. Sebagai pelengkap
ditambahkan pula penggunaan tutup kepala berupa kerudung atau selendang dengan
warna senada sesuai baju yang dikenakan.
2. Pakaian Pengantin
Pakaian
pengantin adat Betawi sangat kental pembauran budaya Tionghoa, Arab dan Barat.
Busana yang dikenakan oleh pengantin pria dalam adat Betawi disebut dengan
‘Dandanan Care Haji’. Busana ini terdiri dari jubah berwarna cerah yang terbuat
dari bahan beludru dengan bagian dalam berupa kain berwarna putih yang halus.
Sebagai pelengkap ditambahkan penggunaan tutup kepala dari sorban yang disebut
dengan nama Alpie, selendang bermotif benang emas atau manik-manik yang
berwarna cerah, serta alas kaki berupa sepatu pantofel agar tampak lebih
serasi.
Sedangkan
busana yang dikenakan oleh pengantin wanita dalam adat Betawi disebut ‘Dandanan
Care None Pengantin Cine’. Busana ini terdiri dari blus bergaya Cina yang
terbuat dari bahan satin berwarna cerah yang dipadukan dengan bawahan
berupa rok model putri duyung berwarna gelap (hitam atau merah hati) atau
disebut dengan nama Kun. Sebagai pelengkap kepala ditambahkan penggunaan
sanggul palsu yang dihiasi dengan kembang goyang motif burung hong, bunga
melati yang dibentuk roonje dan sisir, serta pemakaian cadar di bagian wajah.
Perhiasan lain yang dipergunakan diantaranya berupa kalung lebar, gelang
listring, dan hiasan teratai manik-manik yang dikalungkan di bagian dada, serta
alas kaki berupa selop dengan model perahu.
TARI TRADISIONAL
Betawi
memiliki cukup banyak tarian tradisional. Tarian Betawi terbentuk dari proses
asimilasi berbagai kebudayaan. Tarian Betawi juga mempunyai ciri khas sendiri,
yaitu penggunaan suara musik pengiring yang riang serta gerakan-gerakan tari
yang dinamis. Dibawah ini adalah jenis tarian Betawi:
1.Tari
Topeng Betawi
Tari
Topeng Betawi merupakan paduan aspek tari, musik dan teater. Penggunaan topeng
dalam tarian ini didasarkan atas kepercayaan dahulu masyarakat Betawi bahwa
topeng mempunyai kekuatan magis yang dapat menolak bala, bahkan menghilangkan
rasa duka. Oleh karenanya, Tari Topeng biasanya dipentaskan untuk memeriahkan
pesta-pesta penting, misalnya pada acara pernikahan dan khitan. Tari Topeng
Betawi lebih bersifat teatrikal dan komunikatif lewat gerakan.
2. Tari Yapong
Tari
Yapong pertama kali diperkenalkan pada tahun 1977 dalam rangka mempersiapkan
acara ulang tahun kota Jakarta ke-450. Tari Yapong telah diciptakan oleh Bagong
Kussudiarjo. Tari ini merupakan tari yang gembira dengan gerakan yang dinamis
dan eksotis. Dalam gerakan tari Yapong diperlihatkan suasana yang gembira
sehingga sering dipentaskan dalam acara-a
cara sambutan. Nama tari ini berasal dari bunyi nyanyian lagunya “ya ya ya ya” dan alunan musik yang berbunyi “pong pong pong”. Sehingga lahirlah nama Yapong.
cara sambutan. Nama tari ini berasal dari bunyi nyanyian lagunya “ya ya ya ya” dan alunan musik yang berbunyi “pong pong pong”. Sehingga lahirlah nama Yapong.
3. Tari Cokek
Tari
Cokek adalah salah satu tarian klasik masyarakat Betawi di Jakarta.
Tarian khas Betawi ini ditarikan berpasangan dan sangat kental dengan budaya
etnik Cina. Kata cokek sendiri berasal dari bahasa Cina (cukin) yang
berarti selendang, yang dipakai para penari wanitanya guna menarik pasangannya.
Tarian Cokek ini diiringi oleh musik Gambang Kromong dan ciri khasnya adalah
goyangan pinggul yang dinamis.
4. Tari Lenggang Nyai
Tari
Lenggang Nyai juga sering disebut sebagai tari Lenggang Betawi. Tarian ini
telah diciptakan oleh Wiwik Widiastuti pada tahun 1998 hingga tarian ini bisa
dianggap masih baru. Tarian ini didasarkan pada cerita rakyat setempat, yakni
tentang Nyai Dasimah yang telah berhasil keluar dari perkawinan yang merenggut
kebebasannya. Seperti Tari Cekok, Tari Lenggang Nyai juga banyak dipengaruhi
oleh budaya Cina. Sekelompok gadis belia berjumlah 4 atau sampai 6
orang biasanya yang membawakan tarian ini dan sering dipentaskan pada
acara-acara resmi penyambutan tamu penting atau pernikahan.
5. Tari Japin
Tarian
ini merupakan adaptasi dari Tari Zapin yang dipengaruhi oleh budaya Arab dan
Melayu. Konon, pengubahan kata zapin menjadi japin dikarenakan kebiasaan
masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf J. Tari Japin diiringi oleh
musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan marwas. Keunikan
Tari Japin Betawi ini dilihat dari kelincahan para penarinya yang
melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan.
ALAT MUSIK
Masyarakat
Betawi sangat mencintai seni musik, hal ini dapat dilhat dari keberagaman musik
yang berkembang di daerah ini seperti musik tanjidor, marawis, keroncong dan
gambus.
1.
Tanjidor
Tanjidor
merupakan salah satu musik Betawi yang mendapat pengaruh kuat dari musik Eropa.
Tanjidor bisa dikatakan sejenis orkes rakyat Betawi karena selain menggunakan
alat-alat berat, alat-alatnyapun dibuat dari barang bekas yang sudah usang.
Alat musik yang dimainkan dalam tanjidor kebanyakan adalah alat musik tiup
diantaranya adalah clarinet, piston, trombone, terompet dan lain sebagainya.
2. Marawis
Marawis
adalah salah satu jenis band tepok dengan perkusi sebagai alat musik utamanya.
Nama Marawis diambil dari nama alat yang dipergunakan dalam kesenian ini.
Lagu-lagu dalam musik marawis biasanya berirama gambus dan padang pasir. Lagu
yang dinyanyikan diiringi oleh jenis pukulan tertentu seperti zapin, sarah dan
zahefah. Pukulan Zapin untuk mengiringi lagu-lagu gembira. Pukulan Sarah
dipakai untuk mengarak penganten dan Zahefah mengiringi lagu-lagu di Majelis.
Pemain musik ini biasanya terdiri dari 10 orang.
3. Keroncong
Kesenian
musik keroncong pada awalnya diperkenalkan oleh bangsa Portugis. Masyarakat
Betawi memiliki keroncong Tugu dan keroncong Kemayoran. Musik Keroncong
Kemayoran dimainkan untuk memeriahkan pesta. Alat musik Keroncong Kemayoran
berupa biola, keroncong, melodi, ukulele, gitar, bass, rebana, seruling dan
cello.
4. Gambus
Gambus
merupakan seni musik yang bercorak Islami. Musik Gambus biasa ditampilkan dalam
berbagai acara, dari pesta perkawinan hingga acara adat.Peralatan musik Gambus
bervariasi, namun yang baku pada umumnya terdiri dari gambus, biola, dumbuk,
suling, organ, accordion dan marawis. Selain sebagai musik mandiri, musik
Gambus dipergunakan pula untuk mengiringi tarian Japin yang biasa ditarikan
oleh pria berpasang-pasangan.
MAKANAN & MINUMAN KHAS BETAWI
Makanan
Makanan Khas
Betawi dipengaruhi oleh budaya Cina, Eropa, dan Arab. Citarasa gurih dan sedap
merupakan ciri khas makanan Betawi. Sebenarnya, Betawi memiliki banyak makanan
khas yang lezat. Namun, seiring perkembangan pesat kota Metropolitan Jakarta yang
sekaligus ibukota negara Indonesia ini, Makanan Khas Betawi sudah banyak yang
langka bahkan nyaris punah. Dibawah ini adalah beberapa makanan khas Betawi:
1.
Asinan
Betawi
2.
Soto
Betawi
3.
Ayam
sampyok
Hidangan mewah asal betawi dengan sentuhan cita rasa cina yang menyelimuti daging ayam.
Hidangan mewah asal betawi dengan sentuhan cita rasa cina yang menyelimuti daging ayam.
4.
Sayur
babanci
Salah satu kuliner ikonik khas Betawi yang kini mulai langka. Kelangkaan ini disebabkan karena bahan dan rempah-rempah untuk membuat sayur ini sudah sulit ditemukan di Jakarta, sehingga masyarakat Betawi hanya menyajikan sayur ini saat hari-hari besar keagamaan seperti Idul Adha dan Idul Fitri. Dinamakan Sayur Babanci karena sayur ini tidak jelas jenisnya, bahkan tidak bisa dikategorikan sebagai sayur karena tidak ada campuran sayur.
Salah satu kuliner ikonik khas Betawi yang kini mulai langka. Kelangkaan ini disebabkan karena bahan dan rempah-rempah untuk membuat sayur ini sudah sulit ditemukan di Jakarta, sehingga masyarakat Betawi hanya menyajikan sayur ini saat hari-hari besar keagamaan seperti Idul Adha dan Idul Fitri. Dinamakan Sayur Babanci karena sayur ini tidak jelas jenisnya, bahkan tidak bisa dikategorikan sebagai sayur karena tidak ada campuran sayur.
5.
Soto
tangkar
Makanan khas yang satu ini lahir pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu, orang Betawi hanya mampu membeli iga sapi yang sedikit dagingnya (tangkar). Kemudian, orang Betawi menyulapnya menjadi soto yang enak. Kini, soto tangkar ditambah dengan daging dan jeroan. Soto tangkar berkuah santan tetapi rasanya tidak terlalu ‘berat’.
Makanan khas yang satu ini lahir pada masa penjajahan Belanda. Pada saat itu, orang Betawi hanya mampu membeli iga sapi yang sedikit dagingnya (tangkar). Kemudian, orang Betawi menyulapnya menjadi soto yang enak. Kini, soto tangkar ditambah dengan daging dan jeroan. Soto tangkar berkuah santan tetapi rasanya tidak terlalu ‘berat’.
6.
Bandeng
pesmol
7.
Nasi
ulam
Nasi ulam merupakan makanan khas Betawi yang mendapat pengaruh dari budaya kuliner Cina. Nasi ulam biasanya memakai nasi pera yang disiram dengan semur kentang/ semur tahu/ semur telur. Nasi ulam juga ditambah dengan cumi asin goreng, bihun goreng, telur dadar iris, dan perkedel kentang. Nasi ulam bertambah nikmat dengan tambahan daun kemangi, sambal, bawang goreng, dan taburan kacang tanah tumbuk.
Nasi ulam merupakan makanan khas Betawi yang mendapat pengaruh dari budaya kuliner Cina. Nasi ulam biasanya memakai nasi pera yang disiram dengan semur kentang/ semur tahu/ semur telur. Nasi ulam juga ditambah dengan cumi asin goreng, bihun goreng, telur dadar iris, dan perkedel kentang. Nasi ulam bertambah nikmat dengan tambahan daun kemangi, sambal, bawang goreng, dan taburan kacang tanah tumbuk.
8.
Nasi
Kebuli
Minuman
1.
Bir
Pletok
Minuman penyegar yang dibuat dari campuran beberapa rempah, yaitu jahe, daun pandan wangi, dan serai. Agar warnanya lebih menarik, orang Betawi biasanya menggunakan tambahan kayu secang, yang akan memberikan warna merah bila diseduh dengan air panas. Walaupun mengandung kata bir, bir pletok tidak mengandung alkohol. Minuman ini berkhasiat untuk memperlancar edaran darah. Masyarakat Betawi banyak mengonsumsinya pada malam hari sebagai penghangat.
Minuman penyegar yang dibuat dari campuran beberapa rempah, yaitu jahe, daun pandan wangi, dan serai. Agar warnanya lebih menarik, orang Betawi biasanya menggunakan tambahan kayu secang, yang akan memberikan warna merah bila diseduh dengan air panas. Walaupun mengandung kata bir, bir pletok tidak mengandung alkohol. Minuman ini berkhasiat untuk memperlancar edaran darah. Masyarakat Betawi banyak mengonsumsinya pada malam hari sebagai penghangat.
2.
Es
goyang
3.
Es
selendang mayang
Minuman ini sekarang jarang ditemukan karena dikalangan masyarakat Betawi sendiri minuman ini dianggap minuman kuno. Di acara-acara tertentu seperti Lebaran Betawi, minuman ini disajikan dan sering disertai dengan label “minuman Betawi jadul”. Selain menyegarkan, minuman ini dapat mengurangi rasa lapar karena dibuat dengan bahan dasar tepung beras. Beberapa penjual di kota tua membuat minuman ini dengan bahan dasar tepung hunkwe dengan alasan lebih mudah dan efisien.
Minuman ini sekarang jarang ditemukan karena dikalangan masyarakat Betawi sendiri minuman ini dianggap minuman kuno. Di acara-acara tertentu seperti Lebaran Betawi, minuman ini disajikan dan sering disertai dengan label “minuman Betawi jadul”. Selain menyegarkan, minuman ini dapat mengurangi rasa lapar karena dibuat dengan bahan dasar tepung beras. Beberapa penjual di kota tua membuat minuman ini dengan bahan dasar tepung hunkwe dengan alasan lebih mudah dan efisien.
Kue/Makan ringan
1.
Kue
cucur
Di daerah Jakarta (Betawi) makanan ini termasuk makanan adat, artinya pada upacara-upacara adat budaya Betawi, cucur wajib dihidangkan. Rasanya manis, gurih, empuk di tengah dan renyah di bagian pinggirnya. Cara membuat kue ini cukup di goreng.
Di daerah Jakarta (Betawi) makanan ini termasuk makanan adat, artinya pada upacara-upacara adat budaya Betawi, cucur wajib dihidangkan. Rasanya manis, gurih, empuk di tengah dan renyah di bagian pinggirnya. Cara membuat kue ini cukup di goreng.
2.
Kue
talam
3.
Kerak
telor
Kerak telor merupakan makanan khas Betawi yang sangat terkenal terutama pada saat acara Pekan Raya Jakarta. Kerak telor hampir mirip dengan martabak, perbedaanya terletak pada isi dan cara memuatnya. Isi kerak telor adalah ketan dan ubi. Cara memasak kerak telor, yaitu dengan dipanaskan di atas tungku arang.
Kerak telor merupakan makanan khas Betawi yang sangat terkenal terutama pada saat acara Pekan Raya Jakarta. Kerak telor hampir mirip dengan martabak, perbedaanya terletak pada isi dan cara memuatnya. Isi kerak telor adalah ketan dan ubi. Cara memasak kerak telor, yaitu dengan dipanaskan di atas tungku arang.
4.
Kue
kembang goyang
Nama kembang goyang berasal dari bentuknya yang menyerupai kelopak bunga atau kembang dan proses membuatnya digoyang-goyang hingga adonan terlepas dari cetakan.
Nama kembang goyang berasal dari bentuknya yang menyerupai kelopak bunga atau kembang dan proses membuatnya digoyang-goyang hingga adonan terlepas dari cetakan.
- Putu Mayang
kue tradisional Betawi yang dibuat dari tepung kanji atau tepung beras, santan kelapa, dan gula merah. Memakan kue ini dapat dilakukan dengan menyiram gula merah dan santan, atau memberi tambahan sedikit taburan kelapa pada gula putu mayang tersebut.
- Sagon
- Kue ape
- Kue dongkal
Dongkal terbuat dari beras yang ditumbuk halus hingga menghasilkan tepung. Kemudian tepung beras yang telah halus diisikan gula aren dan dikukus. Dongkal biasanya disajikan diatas daun pisang dan ditaburi parutan kelapa diatasnya.
- Dodol Betawi
- Roti buaya
Hidangan Betawi berupa roti manis berbentuk buaya. Roti buaya senantiasa hadir dalam upacara pernikahan dan kenduri tradisional Betawi.
- Sengkulun
Kue mirip kue keranjang dengan permukaan berbintil kasar, tekstur lunak, kenyal, dan lembut. Kue ini dibuat dengan bahan baku utama tepung ketan. Penggunaan gula merah membuatnya berwarna coklat, walaupun ada juga variasi pewarna lain di berbagai daerah. Santan kental menambahkan rasa gurih.
Dengan
semakin besarnya jumlah orang yang masuk Indonesia sejak kemerdekaan,
masyarakat asli Betawipun terdorong ke area terpencil, kebanyakan ke Jakarta
Barat dan Selatan.
Di
atas lahan seluas 289 hektar di Setu Babakan dibangun perkampungan Budaya
Betawi, dimana masyarakat dapat berkunjung dan berjalan-jalan di tempat yang
mempertahankan gaya Betawi, baik dari arsitekturnya maupun tata letaknya.
Setiap
bulan Juli, Festival Budaya Betawi berlangsung di tempat ini, yaitu seperti
upacara perkawinan, pesta sunatan, ritual nujuh bulanan kehamilan dan lainnya.
Para pengunjung juga dapat memancing ikan dan menikmati berbagai makanan khas
setempat di pondok-pondok yang menjual makanan maupun restoran.
ANEKA KESENIAN BETAWI
Keberadaan budaya Betawi termasuk
kesenian tradisionalnya merupakan asset wisata. Kebudayaan tersebut terdiri
dalam beragam bentuk seperti tari-tarian, teater, nyanyian, musik, dan
sebagainya. Sudah sepatutnya kekayaan budaya itu dilestarikan dan dikembangkan.
Meski masyarakat asli Betawi banyak yang tergusur ke pinggiran karena
pembangunan, namun kebudayaan Betawi tidak boleh tergusur dari Jakarta itu
sendiri.
Menurut data yang diperoleh dari Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, ada
empat kesenian khas Betawi yang paling populer dan dijadikan tradisi menyambut
tamu negara. 4 kesenian itu adalah Ondel-ondel, Tanjidor, Tari Belenggo, dan
Tari Lenggong Nyai. Masih banyak lagi kesenian khas Betawi, apakah itu berupa
tarian, teater, music, lagu, dan sebagainya.
Ondel-ondel
Ondel-ondel adalah manekin raksasa yang
tak dapat dipisahkan dari budaya Betawi dan Ikon Jakarta.
Tingginya sekitar 2 meter. Ondel-ondel biasanya tampil berpasangan, sang pria
mengenakan topeng merah dengan kumis dan cambang serta pakaian berwarna gelap.
Sementara si wanita bertopeng putih dengan gincu merah dan menggunakan pakaian
berwarna terang. Keduanya dilengkapi hiasan kepala khas Melayu bernama Kembang
Kelapa. Agar bisa dimainkan dan tampak hidup, ondel-ondel dibuat dari rangka
bambu yang memungkinkan orang membawanya dari dalam. Ondel-ondel biasanya
ditampilkan pada sebuah arak-arakan dalam sejumlah acara, seperti pernikahan
atau sunatan. Arak-arakan semakin meriah karena ada irama tanjidor atau gambang
kromong yang mengiringinya.
Lenong
Lenong adalah teater rakyat khas Betawi
yang dikenal sejak tahun 1920-an. Sejak awal keberadaannya, lenong diiringi
dengan musik gambang kromong. Dalam Lenong dikenal dua jenis cerita, yaitu
Lenong Denes yang bercerita tentang kerajaan atau kaum bangsawan, dan Lenong
Preman yang berkisah tentang kehidupan rakyat sehari-hari.
Lenong Denes sendiri adalah perkembangan dari bermacam bentuk teater rakyat Betawi yang sudah punah, seperti wayang sumedar, wayang senggol ataupun wayang dermuluk. Sementara Lenong Preman disebut-sebut sebagai perkembangan dari wayang sironda. Yang cukup signifikan dalam perbedaan penampilan kedua lenong tersebut, Lenong Denes umumnya menggunakan bahasa Melayu halus, sedangkan Lenong Preman rata-rata menggunakan bahasa Betawi sehari-hari. Beberapa seniman Lenong Betawi terkenal antara lain H.M. Nasir T, H. Bokir, Mpok Nori, dan Mandra.
Lenong Denes sendiri adalah perkembangan dari bermacam bentuk teater rakyat Betawi yang sudah punah, seperti wayang sumedar, wayang senggol ataupun wayang dermuluk. Sementara Lenong Preman disebut-sebut sebagai perkembangan dari wayang sironda. Yang cukup signifikan dalam perbedaan penampilan kedua lenong tersebut, Lenong Denes umumnya menggunakan bahasa Melayu halus, sedangkan Lenong Preman rata-rata menggunakan bahasa Betawi sehari-hari. Beberapa seniman Lenong Betawi terkenal antara lain H.M. Nasir T, H. Bokir, Mpok Nori, dan Mandra.
Palang Pintu
Palang Pintu adalah seni budaya yang
biasanya di gunakan untuk acara adat Betawi, seperti permikahan, penerimaan
tamu kehormatan, dan lain-lain. Palang pintu dihiasai oleh pantun-pantun
Betawi, dan diiringi oleh musik marawis, gambang kromong, atau tanjidor. Yang
menarik adalah atraksi pencak silat yang diperagakan dengan menggunakan senjata
tajam (golok). Dalam lakon pada acara pernikahan, ada yang berperan sebagai
jagoan atau pengawal rumah mempelai wanita. Di sini, jagoan yang mewakili
mempelai pria harus memenangi pertarungan melawan jagoan dari pihak mempelai
wanita. Walau ada adegan perkelahian, Palang Pintu tetap mengundang tawa karena
ada atraksi-atraksi jenaka dari para pesilat yang bermain, dan ada
pantun-pantun jenaka.
Topeng Blantek
Topeng Blantek mungkin tidak seterkenal
kesenian Betawi lain seperit lenong atua gambang kromong. Padahal jauh sebelum
kesenian tradisional Betawi itu ada, Topeng Blantek sudah lebih dulu hadir di
tengah-tengah masyarakat Betawi.
Asal-usul nama kesenian ini berasal dari dua suku kata, yaitu topeng dan blantek. Istilah topeng berasal dari bahasa Cina di zaman Dinasti Ming. Topeng asal kata dari to dan peng. To artinya sandi, dan peng artinya wara, sehingga bila dijabarkan berarti sandiwara. Sedangkan kata blantek ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari musik yang mengiringinya, yaitu satu rebana biang, dua rebana anak dan satu kecrek yang menghasilkan bunyi, blang blang crek. Namun, karena lidah lokal ingin penyebutan yang mudah maka munculah istilah blantek.
Pendapat lain mengatakan asal nama blantek berasal dari Inggris, yaitu blindtexs yang berarti buta naskah. Marhasan (55), tokoh pelestari topeng blantek mengatakan, permainan blantek dulu tidak memakai naskah. Sutradara hanya memberikan garis besar cerita yang akan dimainkan.
Ciri kesenian topeng blantek yaitu terdapat 3 buah sundung (kayu yang dirangkai berbentuk segi tiga yang biasa digunakan untuk memikul sayuran, rumput dan lain sebagainya). Sundung-sundung tersebut diletakkan di pentas sebagai pembatas antara para pemain yang sedang berlakon, dengan panjak dan music, dan dengan para pemain lain yang belum dapat giliran berlakon. Perangkat lainnya berupa obor yang diletakkan di tengah pentas.
Asal-usul nama kesenian ini berasal dari dua suku kata, yaitu topeng dan blantek. Istilah topeng berasal dari bahasa Cina di zaman Dinasti Ming. Topeng asal kata dari to dan peng. To artinya sandi, dan peng artinya wara, sehingga bila dijabarkan berarti sandiwara. Sedangkan kata blantek ada beberapa pendapat. Ada yang mengatakan berasal dari musik yang mengiringinya, yaitu satu rebana biang, dua rebana anak dan satu kecrek yang menghasilkan bunyi, blang blang crek. Namun, karena lidah lokal ingin penyebutan yang mudah maka munculah istilah blantek.
Pendapat lain mengatakan asal nama blantek berasal dari Inggris, yaitu blindtexs yang berarti buta naskah. Marhasan (55), tokoh pelestari topeng blantek mengatakan, permainan blantek dulu tidak memakai naskah. Sutradara hanya memberikan garis besar cerita yang akan dimainkan.
Ciri kesenian topeng blantek yaitu terdapat 3 buah sundung (kayu yang dirangkai berbentuk segi tiga yang biasa digunakan untuk memikul sayuran, rumput dan lain sebagainya). Sundung-sundung tersebut diletakkan di pentas sebagai pembatas antara para pemain yang sedang berlakon, dengan panjak dan music, dan dengan para pemain lain yang belum dapat giliran berlakon. Perangkat lainnya berupa obor yang diletakkan di tengah pentas.
Wayang Betawi
Salah satu produk budaya Betawi hasil
akulturasi dari budaya Jawa dan Sunda adalah wayang. Dalam dunia pewayangan
Betawi dikenal dua jenis wayang: Wayang Kulit (dalang terkenalnya H. Surya
Bonang alias Ki Dalang Bonang), serta Wayang Golek (dalang terkenalnya Tizar
Purbaya). Umumnya, wayang Betawi mengambil lakon tentang kehidupan kerajaan di
dunia pewayangan. Ada pula tokoh komedi Udel (persamaannya Cepot di dalam
Sunda).
Musik iringan dalam wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng, berupa musik gamelan Sunda campur Betawi, dengan ciri khas alat musik tehyan (sebagai ciri khas Betawi) yang disebut gamelan ajeng.
Musik iringan dalam wayang Betawi sama halnya dengan gamelan topeng, berupa musik gamelan Sunda campur Betawi, dengan ciri khas alat musik tehyan (sebagai ciri khas Betawi) yang disebut gamelan ajeng.
Tanjidor
Musik Tanjidor Betawi ternyata
dilahirkan dari perkebunan Belanda yang terletak di pinggiran Batavia seperti
Depok, Cibinong, Bogor, Bekasi, dan Tangerang. Yang memainkannya adalah
budak-budak seraya mempersembahkan pertunjukan untuk menir-menir Belanda.
Saat perbudakan dihapus pada abad ke-19, kelompok
tanjidor tetap bermusik dengan cara mengamen demi mendapatkan penghasilan.
Pengaruh Eropa tampak jelas dari penggunaan alat musik seperti terompet, bas,
klarinet, dan simbal. Saat ini tandijor sudah melebur dengan musik tradisional
Melayu, yaitu gembang kromong yang menggunakan rebana, beduk, gendang, kempul,
dan masih banyak lagi
Tari Cokek
Cokek diartikan sebagai tarian
pergaulan yang diiringi orkes Gambang Kromong, dengan penari-penari wanita yang
disebut “wayang cokek”, dengan mendapat imbalan uang. Para tamu diberi
kesempatan yang luas untuk ikut menari berpasangan dengan cokek-cokek itu.
Orang Betawi menamakannya “ngibing cokek”. Sebelum dan selama ngibing mereka
disodori minuman, untuk menambah semangat menari, seperti misalnya tari Tayub
di Jawa Tengah. Ada juga Tari Cokek Kreasi. Tarian ini mengangkat tari
pergaulan yang dimainkan oleh pasangan muda mudi dengan suka cita dan riang
gembira. Salah satu karya tari yang cukup menarik pada Pekan Penata tari Betawi
DKI Jakarta tahun 1997 yang menggunakan Kesenian Cokek sebagai sumber ilham
adalah kelompok “Liga Tari Universitas Indonesia”.
Tari Japin
(Zapin)
Tari Japin yang terdapat di wilayah
budaya Betawi biasanya diiringi orkes gambus yang ditambah dengan tiga buah
“marwas”, semacam gendang kecil bertutup dua. Sebagai tari pergaulan, tari
japin dilakukan untuk kesenangan penggemarnya, atau dengan istilah yang
diintroduksikan oleh konservatori karawitan Sunda disebut “kelangenan”.
Pendukung utama tari japin adalah masyarakat Betawi keturunan Arab. Tetapi
santri-santri dibeberapa pondok pesantren ada pula yang suka melakukannya
dengan diiringi orkes rebana ketimpring, sebagai hiburan pengisi waktu luang.
Tari Japin biasa ditarikan oleh pria, berpasang-pasangan, tanpa pola
tertentu.Gerak-gerak yang dominan berbentuk langkah-langkah dan
lenggang-Ienggok berirama. Kostum yang dipakai telah dirancang secara khusus.
Tari Pencak
Silat
Di wilayah budaya Betawi berkembang
berbagai aliran silat, seperti Lintau, Cimande, Cikalong, Ciomas, Sahbandar dan
sebagainya, yang kemudian menimbulkan berbagai aliran pula, seperti aliran
Kwitang, aliran Tanah Abang (Cingkrik), aliran Kemayoran dan sebagainya,
Gaya-gaya yang terkenal dalam tari silat betawi antara lain gaya serai, gaya
pecut, gaya rompas, gaya bandul dan sebagainya. Tari silat Betawi yang dengan
sendirinya berunsurkan gerak-gerak silat, menunjukan aliran atau gaya diikuti
penari masing-masing. Tari silat adalah tarian yang keseluruhan gerakannya
diambil dari gerak pencak silat. Tari silat betawi sendiri menunjukkan aliran
atau gaya yang diikuti oleh masing-masing penari. Tari ini diiringi oleh
tetabuhan khusus yang disebut gendang pencak, gambang kromong, gamelan topeng
dan lain-lainny
Tari Topeng
Betawi
Tari Topeng adalah visualisasi gerak,
yang dibuat nenek moyang tanpa melalui konsep. Ada pengaruh budaya Sunda, namun
memiliki ciri khasnya berupa selancar. Para penarinya menggunakan topeng yang
mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam topeng betawi
memakai bahasa Betawi. Dalam topeng betawi sendiri ada 3 unsur: musik, tari dan
teater. Tarian dalam topeng betawi inilah yang disebut tari topeng. Salah
seorang tokoh seniman Betawi yang telah mengusung aneka tari-tarian Betawi
khususnya tari topeng hingga ke manca negara adalah Entong Kisam. Dirinya sudah
berkeliling ke 5 benua, serta 33 negara. Negara yang paling sering ia lawati
bersama grup tari topengnya adalah Perancis, Cina dan Thailand.
Salah satu kesenian dalam Topeng Betawi, yaitu teater rakyat Betawi yang sangat digemari oleh masyarakat etnis Betawi sebab dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Salah satu lakon topeng Betawi yang terkenal berjudul Bapak Jantuk. Lakon ini mengandung banyak petuah seperti nasehat-nasehat tentang kehidupan berumah tangga. Dalam teater ini digunakan musik pengiring yang disebut gamelan topeng. Salah seorang tokoh budaya Betawi dalam bidang Topeng Betawi, adalah Mpok Nori.
Salah satu kesenian dalam Topeng Betawi, yaitu teater rakyat Betawi yang sangat digemari oleh masyarakat etnis Betawi sebab dapat digunakan untuk menyampaikan kritik sosial. Salah satu lakon topeng Betawi yang terkenal berjudul Bapak Jantuk. Lakon ini mengandung banyak petuah seperti nasehat-nasehat tentang kehidupan berumah tangga. Dalam teater ini digunakan musik pengiring yang disebut gamelan topeng. Salah seorang tokoh budaya Betawi dalam bidang Topeng Betawi, adalah Mpok Nori.
Sumber:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Ondel-ondel
- https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Betawi
- https://fitinline.com/article/read/4-ragam-pakaian-adat-betawi/
- http://belindomag.nl/id/seni-budaya/5-tarian-khas-betawi
- http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Alat_Musik_Tradisional_Betawi
- https://id.wikipedia.org/wiki/Masakan_Betawi
- http://www.jakarta-tourism.go.id/node/499?language=id
- http://jakartapedia.bpadjakarta.net/index.php/Aneka_Kesenian_Betawi#